Laman

Rabu, 17 Oktober 2012

Resensi Novel Muhammad Lelaki Penggenggam Hujan

Novel Muhammad Lelaki Penggenggam Hujan “Muhammad Lelaki Penggenggam Hujan”, merupakan sebuah novel fenomenal karangan Tasaro GK. Novel luar biasa tentang pencarian jati diri seorang anak manusia bernama Kashva dan kisah perjalanan nabi Muhammad SAW. Novel ini bermula dari Kashva yang pergi meninggalkan Khosrou sang raja Persia demi menemukan Muhammad SAW, namun keputusannya ini justru menjerumuskannya kedalam pelarian panjang yang menguji kesabaran dan keyakinannya demi menemukan sosok yang dirindukannya. Novel ini juga mengkisahkan sejarah Nabi Muhammad SAW, mulai dari ramalan-ramalan mengenai kelahirannya hingga keberhasilannya menaklukan Mekah. Kashva yang menjadi pemeran utama dalam novel ini merupakan sosok fiktif ciptaan penulis namun berhasil “berjalan” dalam sejarah nyata yang terjadi pada zaman itu. Keingintahuannya pada sosok Muhammad, seorang pangeran kedamaian yang namanya termaktub dalam semua kitab suci membuatnya rela berkelana dari puncak-puncak salju di perbatasan India, biara di Suriah hingga pegunungan Tibet. Hasratnya yang besar untuk menemui Muhammad membuatnya mampu melalui segala rintangan yang menghadangnya bahkan sudah tidak mempedulikan lagi maut yang selalu mengintai dari ujung pedang bala tentara Khosrou. Sebuah novel luar biasa yang membuat setiap pembacanya merasakan betapa mulia dan istimewanya Rasullulah. Novel ini juga membuat kita tahu mengenai sejarah Rasulullah secara detail tanpa harus membaca buku Sirah Nabawiyah. Namun seperti kata pepatah “Tiada gading yang tak retak”, novel ini juga masih memiliki beberapa kekurangan. Tasaro menulis dengan menggunakan kalimat-kalimat yang sangat “nyastra”, yang membuat novel ini menjadi sebuah karya yang indah namun sulit dicerna oleh orang-orang awam. Sehingga butuh lebih dari satu kali membaca hingga bisa menangkap makna dalam setiap tulisannya.Namun hal ini tidak akan mengurangi sedikitpun kualitas dari novel ini. Semoga saja, setelah kita membaca novel ini, rasa cinta dan bangga kita kepada Nabi Muhammad SAW akan semakin besar dan kita bisa mencontoh segala suri tauladannya. Jatinangor, 16 Oktober 2012

0 komentar:

Posting Komentar