Laman

Minggu, 13 Desember 2015

PERSIB KLUB PROFESIONAL DAN MODERN

Jawa Barat berpesta, Jawa Barat bereuforia, karena PERSIB juara. Itulah yang terjadi selama sepekan ini di bumi Parahyangan. PERSIB Bandung, klub kebanggaan warga Jawa Barat akhirnya berhasil mengakhiri dahaga gelar 19 tahun tanpa mahkota liga Indonesia. Puluhan milyar digelontorkan, puluhan pemain bintang didatangkan silih berganti, bertahun-tahun doa dikumandangkan oleh para bobotoh dan akhirnya segala ikhtiar itu terjawab.
Jika ditelisik lebih dalam,, sangat wajar PERSIB berhasil menyabet gelar musim ini. Manajemen klub berkualitas  yang bernaung dalam PT Persib Bandung Bermartabat yang di nahkodai H. Umuh Muchtar,serta dukungan para birokrat Jawa Barat yang tidak pernah berhenti, membuat klub ini sehat secara finansial dan mental.
Di zaman liga Indonesia yang mewajibkan klub mandiri dan tidak bergantung pada dana APBD  sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) Nomor 13/2006 yang direvisi menjadi Permendagri Nomor 59/2007, telah membuat banyak klub besar liga Indonesia terpuruk. Kita bisa melihat PSMS Medan, PSM Makassar, PERSEBAYA Surabaya, PSIS Semarang dan beberapa klub besar lainnya yang tiba-tiba saja collapse bahkan merasakan degradasi setelah tidak mendapatkan gelontoran dana dari APBD.Namun PERSIB tetap berdiri gagah di divisi utama Liga Indonesia.
Strategi manajemen klub yang mengadopsi strategi klub-klub besar Eropa seperti Real Madrid, Bayern Muenchen, dan Manchester United, yakni mengumpulkan banyak bintang dengan tujuan menarik banyak supporter dan sponsorpun telah menuai keberhasilan, terbukti dari banyaknya sponsor yang terpatri jelas di jersey kebanggaan. Suporterpun dengan sukarela membeli jersey dan merchandise klub original yang tentu saja menambah pemasukan bagi klub. Stadion yang selalu dipadati para bobotoh disetiap pertandingan juga menambah pundi-pundi uang serta semangat yang tentu saja berimbas positif bagi klub  kebanggaan Jawa Barat ini.
Para birokrat Jawa Baratpun tak ingin kalah dalam membangun klub yang telah menjadi ikon tersendiri bagi Jawa Barat ini. Mulai dari pembangunan stadion baru  “Gelora Bandung Lautan Api”, hingga datang pada setiap pertandingan penting PERSIB, menjadi suatu dukungan moril yang sangat luar biasa. Tanpa bermaksud mengecilkan klub lain, inilah unsur-unsur profesional yang telah dimiliki PERSIB yang belum dimiliki oleh sebagian besar klub peserta Liga Indonesia lainnya. Unsur yang memang seharusnya dimiliki oleh klub yang ingin berkompetisi dalam sebuah liga yang kompetitif dan profesional.
Sekarang, semua kerja keras dan positif  oleh seluruh elemen yang ada di PERSIB bahkan Jawa Barat telah berhasil, dahaga gelar telah terpuaskan. Namun, jangan menjadikan ini semua sebagai akhir dari perjuangan. Kelemahan terbesar dari suatu keberhasilan adalah rasa puas berkepanjangan yang akhirnya membuat terlena dan jatuh terpuruk ke dalam lubang kegagalan. Ingat, semakin tinggi pohon maka akan semakin kencang angin yang bertiup untuk menjatuhkannya. Gelar juara Liga Indonesia bukanlah akhir, namun awal dari segalanya. Ingat, masih ada kompetisi tingkat Asia yang telah menunggu. Tidak hanya membawa nama Jawa Barat, namun juga Indonesia. Masih ada pula Liga Indonesia musim depan dan musim-musim seterusnya yang akan terus bergulir.
Sekarang segala elemen yang ada di PERSIB mulai dari pemain, manajemen, birokrat Jawa Barat, hingga bobotoh wajib hukumnya menjaga konsistensi. Jangan sampai ada oknum-oknum yang justru menjerat atau memanfaatkan momentum yang akhirnya justru membuat klub ini terpuruk di masa depan.
Ingat, kini PERSIB tidak hanya milik Jawa Barat tapi juga milik Indonesia. Berjuanglah terus di liga Indonesia dan berjayalah di Liga Champion Asia.

                                                                                       

0 komentar:

Posting Komentar