Jawa Barat berpesta, Jawa Barat bereuforia, karena PERSIB juara.
Itulah yang terjadi selama sepekan ini di bumi Parahyangan. PERSIB Bandung,
klub kebanggaan warga Jawa Barat akhirnya berhasil mengakhiri dahaga gelar 19
tahun tanpa mahkota liga Indonesia. Puluhan milyar digelontorkan, puluhan
pemain bintang didatangkan silih berganti, bertahun-tahun doa dikumandangkan
oleh para bobotoh dan akhirnya segala ikhtiar itu terjawab.
Jika ditelisik lebih dalam,, sangat wajar PERSIB berhasil menyabet
gelar musim ini. Manajemen klub berkualitas yang bernaung
dalam PT Persib Bandung Bermartabat yang di nahkodai H. Umuh Muchtar,serta dukungan
para birokrat Jawa Barat yang tidak pernah berhenti, membuat klub ini sehat
secara finansial dan mental.
Di zaman liga Indonesia yang mewajibkan klub mandiri dan tidak
bergantung pada dana APBD sesuai dengan
Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) Nomor 13/2006 yang direvisi
menjadi Permendagri Nomor 59/2007, telah membuat banyak klub besar liga
Indonesia terpuruk. Kita bisa melihat PSMS Medan, PSM Makassar, PERSEBAYA Surabaya, PSIS Semarang dan beberapa klub besar
lainnya yang tiba-tiba saja collapse bahkan merasakan degradasi setelah
tidak mendapatkan gelontoran dana dari APBD.Namun PERSIB tetap berdiri gagah di
divisi utama Liga Indonesia.
Strategi manajemen klub yang mengadopsi strategi klub-klub besar
Eropa seperti Real Madrid, Bayern Muenchen, dan Manchester United, yakni
mengumpulkan banyak bintang dengan tujuan menarik banyak supporter dan
sponsorpun telah menuai keberhasilan, terbukti dari banyaknya sponsor yang terpatri jelas di jersey kebanggaan. Suporterpun dengan sukarela membeli jersey dan merchandise klub
original yang tentu saja menambah pemasukan bagi klub. Stadion yang selalu
dipadati para bobotoh disetiap pertandingan juga menambah pundi-pundi uang
serta semangat yang tentu saja berimbas positif bagi klub kebanggaan Jawa Barat ini.
Para birokrat Jawa Baratpun tak ingin kalah dalam membangun klub
yang telah menjadi ikon tersendiri bagi Jawa Barat ini. Mulai dari pembangunan
stadion baru “Gelora Bandung Lautan Api”, hingga datang pada setiap pertandingan penting PERSIB, menjadi suatu dukungan moril yang sangat luar biasa. Tanpa bermaksud mengecilkan klub lain,
inilah unsur-unsur profesional yang telah dimiliki PERSIB yang belum dimiliki
oleh sebagian besar klub peserta Liga Indonesia lainnya. Unsur yang memang
seharusnya dimiliki oleh klub yang ingin berkompetisi dalam sebuah liga yang
kompetitif dan profesional.
Sekarang, semua kerja keras dan positif oleh seluruh elemen yang ada di PERSIB bahkan
Jawa Barat telah berhasil, dahaga gelar telah terpuaskan. Namun, jangan
menjadikan ini semua sebagai akhir dari perjuangan. Kelemahan terbesar dari
suatu keberhasilan adalah rasa puas berkepanjangan yang akhirnya membuat
terlena dan jatuh terpuruk ke dalam lubang kegagalan. Ingat, semakin tinggi
pohon maka akan semakin kencang angin yang bertiup untuk menjatuhkannya. Gelar
juara Liga Indonesia bukanlah akhir, namun awal dari segalanya. Ingat, masih
ada kompetisi tingkat Asia yang telah menunggu. Tidak hanya membawa nama Jawa
Barat, namun juga Indonesia. Masih ada pula Liga Indonesia musim depan dan
musim-musim seterusnya yang akan terus bergulir.
Sekarang segala elemen yang ada di PERSIB
mulai dari pemain, manajemen, birokrat Jawa Barat, hingga bobotoh wajib
hukumnya menjaga konsistensi. Jangan sampai ada oknum-oknum yang justru
menjerat atau memanfaatkan momentum yang akhirnya justru membuat klub ini
terpuruk di masa depan.
Ingat, kini PERSIB tidak hanya milik Jawa
Barat tapi juga milik Indonesia. Berjuanglah terus di liga Indonesia dan
berjayalah di Liga Champion Asia.
0 komentar:
Posting Komentar